Rabu, 08 Oktober 2014

Dia



Setelah lama tidak berjumpa dengannya, dia masih tetap sama. Rambut panjangnya dikepang seperti biasa. Tutur katanya lembut seperti biasa. Wajahnya cantik menawan seperti biasa. Seperti biasa juga, perasaan campur-aduk ini hanya bisa kupendam dalam hati. Ah, andai kami dari strata sosial yang sama, pasti akan lebih mudah untukku menyatakan isi hatiku padanya.

         “Terima kasih.”, kataku.

         “I.. Iya.” Dia berlalu dari hadapanku dengan gugup dan tampak keheranan. Tentu saja dia berhak untuk heran, karena tidak biasanya seorang raja mengucapkan terima kasih pada pelayannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar