Rabu, 08 Oktober 2014

Yang Mulia


        Diam-diam aku memperhatikannya. Dia tengah menatap langit dengan pandangan yang tampak hampa. Kontras dengan segala pakaian kebesaran dan mahkota yang ada di kepalanya. Semuanya tampak berkilau, kecuali wajahnya. Tidak ada senyum, hanya ada tatapan kosong. Walaupun raganya berdiri di sini, tapi kurasa pikirannya sedang berkelana jauh dari tempatnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan, tapi itu pasti mengganggu hatinya. Dia menghela nafas panjang dan kemudian menutup matanya. Cukup lama, hingga aku punya cukup waktu untuk mengagumi parasnya yang menawan. Ah, ingin rasanya aku menghapus kegalauan itu dari wajahnya. Tapi, untuk mendekatinya saja aku tidak punya hak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar