Setelah lama
tidak berjumpa dengannya, dia masih tetap sama. Rambut panjangnya dikepang
seperti biasa. Tutur katanya lembut seperti biasa. Wajahnya cantik menawan
seperti biasa. Seperti biasa juga, perasaan campur-aduk ini hanya bisa kupendam
dalam hati. Ah, andai kami dari strata sosial yang sama, pasti akan lebih mudah
untukku menyatakan isi hatiku padanya.
“Terima
kasih.”, kataku.
“I..
Iya.” Dia berlalu dari hadapanku dengan gugup dan tampak keheranan. Tentu saja
dia berhak untuk heran, karena tidak biasanya seorang raja mengucapkan terima
kasih pada pelayannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar