Diam-diam
aku memperhatikannya. Dia tengah menatap langit dengan pandangan yang tampak
hampa. Kontras dengan segala pakaian kebesaran dan mahkota yang ada di
kepalanya. Semuanya tampak berkilau, kecuali wajahnya. Tidak ada senyum, hanya ada
tatapan kosong. Walaupun raganya berdiri di sini, tapi kurasa pikirannya sedang
berkelana jauh dari tempatnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan, tapi itu
pasti mengganggu hatinya. Dia menghela nafas panjang dan kemudian menutup
matanya. Cukup lama, hingga aku punya cukup waktu untuk mengagumi parasnya yang
menawan. Ah, ingin rasanya aku menghapus kegalauan itu dari wajahnya. Tapi, untuk mendekatinya saja aku tidak punya hak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar